PROFESIONAL. Secara kata memang terdiri
dari 11 huruf. Tapi bila dihayati dan diterjemahkan dalam tindakan nyata, akan
tercipta hasil luar biasa!!..
Menjadi profesional, berarti menjadi ahli
dalam bidangnya. Dan seorang ahli, tentunya berkualitas dalam melaksanakan
pekerjaannya. Akan tetapi tidak semua Ahli dapat menjadi berkualitas.
Karena menjadi berkualitas bukan hanya persoalan ahli, tetapi juga
menyangkut persoalan integritas dan personaliti.
Dan kata profesional bukan hanya
kata baku yang diperuntukkan bagi mereka yang kerja dikantoran.
Bekerja di dalam ruang berAC, memakai kemeja, jas mahal, celana bahan bagi
laki-lakinya, atau memakai blazer, rok mini, berkutat dengan orang-orang
penting yang biasa disebut dengan istilah “meeting”. Tidak! kata professional
berlaku untuk setiap profesi. Termasuk guru.
Guru harus memiliki keahlian tertentu dan
distandarkan secara kode keprofesian. Bila ia tak punya keahlian menjadi guru
maka tidak dapat disebut sebagai guru. Oleh karnanya tidak semua orang bisa menjadi
guru.
Namun, pada kenyataannya banyak ditemui
bahwa pilihan profesi guru sebagai pilihan profesi terakhir. Profesi ini
dirasa kurang bonafide, dekat dengan status sosial menengah ke
bawah, bergaji kecil, tidak sejahtera, dan hidup dibawah garis
kemiskinan. Bahkan ada guru yang diambil dengan asal comot. Yang penting
ada yang mengajar.
Padahal guru adalah operator kurikulum
pendidikan. Pengentas kebodohan Ia merupakan mata rantai dan pilar
peradan sekaligus benang merah kemajuan suatu masyarakat dan motor penggerak
peradaban suatu bangsa.
Dapat dibayangkan bila profesi ini
diamanahkan bagi mereka yang tidak profesional dan menjadikan profesi ini
sebagai pilihan terakhir. Akan dibawa kemana bangsa ini???
Guru professional adalah guru yang meramu
kualitas dan integritasnya. Mereka tidak hanya memberikan pembelajaran bagi
peserta didiknya tapi mereka juga harus menambah pembelajaran bagi mereka
sendiri karena jaman terus berubah. Ia harus terus meningkatkan kemampuan serta
keterampilannya dalam berbagai bidang.
Perningkatan kualitas ini tidak hanya
didapat melalui ruang formal saja. Tapi juga bisa melalui pelatihan-pelatihan
peningkatan kualitas guru. Dan diharapkan peningkatan kualitas guru ini dapat
menghapus stigma akan penyakit guru dibawah ini.
Agar tidak ada lagi 11 penyakit yang rentan diderita guru:
Agar tidak ada lagi 11 penyakit yang rentan diderita guru:
1. Tipes : Tidak punya selera
2. Mual : Mutu amat lemah
3. Kudis : Kurang disipiln
4. Asma : Asal masuk kelas
5. Kusta : Kurang Strategi
Yuk jadi guru berkualitas. Yang menjadikan profesinya tidak hanya profesi
penopang kehidupannya di dunia tapi juga sebagai tabungan untuk kehidupannya di
akhirat.
Sumber: http://twgindonesia.multiply.com/item/reply-to-message/twgindonesia:journal:3