Thursday, January 10, 2013


Anakku, bila ayah disuruh memilih, membaca atau menonton televisi, maka ayah akan memilih membaca. Karena, membaca bersifat aktif sedangkan menonton TV bersifat pasif. Dengan membaca kita seolah berdialog dengan penulisnya, mengkritisinya, bahkan kita bisa bertanya tentang sesuatu yang memang harus kita tanyakan. Membaca juga memberikan warna bagi pemikiran kita sehingga kreativitas kita bertambah. Membaca dapat menghubungkan satu jaringan sel dengan sel-sel lainnya di dalam otak kita sehingga kita menemukan pencerahan, ide dan gagasan baru yang bermanfaat bagi kita dan bisa jadi bagi umat manusia. Seluruh aktivitas membaca sangat bermanfaat mulai dari awal hingga akhirnya. Bila waktumu engkau sibukkan dengan membaca, maka waktu itu penuh dengan kebaikan.

Sebaliknya bila engkau menghabiskan waktu dengan berjam-jam nonton TV, ia tidak memberikanmu manfaat kecuali tayangan itu memang benar-benar bermanfaat. Menonton acara-acara yang tidak bermanfaat sama seperti halnya engkau menelan bulat-bulat setiap informasi yang masuk. Bila acaranya tentang kemewahan, maka engkau ingin memiliki kemewahan itu, memiliki banyak keinginan duniawi, dan hal itu akan menjadi tujuan utamamu dengan jalan apapun dalam meraihnya. Bila engkau melihat acara yang mengumbar syahwat, lama kelamaan engkau ingin melakukan hal yang sama seperti itu. Ini jelas berbahaya bagimu, apalagi diusiamu yang masih belia. 

Seorang psikolog terkenal dari Amerika Serikat bernama DR. David Niven berkata, Ketika Anda di supermarket, apakah Anda membeli sesuatu dari setiap rak? Tentu saja tidak. Anda ke rak yang Anda inginkan dan melewati rak-rak yang tidak Anda butuhkan. Tetapi ketika menonton televisi, sepertinya kita akan membeli sesuatu dari setiap rak. 

DR. David Niven melanjutkan, Para psikolog menemukan beberapa orang yang banyak sekali menonton televisi sebenarnya menghalangi kemampuan mereka untuk mempedulikan suatu percakapan. Di dalam psikologi ada satu kalimat yaitu: “Televisi merampok waktu kita dan tak pernah mengembalikannya.” 

Hasil penelitian dari Wu pada tahun 1998 menyebutkan, Menonton televisi terlalu banyak dapat melipatgandakan keinginan kita untuk memiliki barang-barang dan dapat menurunkan kebahagiaan seseorang kira-kira 5% untuk setiap jam sehari disaat kita menonton. 

Lantas, apakah itu berarti kita tidak boleh sama sekali menonton televisi? Bukan seperti itu anakku. Tapi, tontonlah acara TV yang memang layak ditonton. Di saat waktu luang, di mana saat itu bukan saatnya kamu menonton TV, maka janganlah engkau sia-siakan waktu itu dengan menonton TV. Kerjakanlah pekerjaan yang lebih bermanfaat. 




Sumber: http://abu-farras.blogspot.com/