Sunday, January 27, 2013


MEREKA yang mengikuti perkembangan dunia dan memahami Afrika, akan memiliki pertanyaan-pertanyaan berikut: Mengapa Prancis ada di Mali? Apakah ini merupakan tanda kekuasaan? Atau lebih tepatnya upaya untuk merebut kembali koloni mereka yang sudah lepas? Atau Prancis mencoba untuk kembali mengambil sumber daya di tanah Mali? 

Intervensi militer Prancis di Mali masih hangat. Baru berlangsung sepuluh hari. Orang Prancis sendiri sedang mencari jawaban atas pertanyaan-pertanyaan di atas. Prancis mencoba membujuk masyarakat internasional dan rakyatnya sendiri bahwa keberadaan mereka di Mali untuk memperbaiki hal-hal yang tidak beres. Mereka menuduh bahwa di wilayah selatan Mali bercokol sebuah gerakan Islam radikal. Atau, mudahnya, Prancis sedang membersihkan Mali dari Al-Qaeda dan memastikan integritas teritorialnya. 

Adalah naif untuk percaya bahwa alasan kehadiran Prancis di Mali untuk membawa keharmonisan dan kemakmuran bagi rakyat Mali. Ada lebih dari satu alasan untuk ini. Meskipun krisis keuangan di Eropa dan risiko yang sedang dihadapi Prancis, jelaslah semua kekuatan global harus membuat terobosan yang signifikan, dengan segala cara menghitung keuntungan dan kerugian. 

PERTAMA, pentingnya Mali dan disinformasi dari opini publik harus disorot. Mali tidak banyak terdengar, tetapi memiliki sejarah yang agak terang. Afrika Barat adalah jantung Islam. Tempat-tempat yang ada di wilayah itu telah mengembangkan arsitektur yang unik. Wilayah selatan Mali menjadi pusat intelektual, sumber pengetahuan di mana semua tulisan penting dari berbagai periode dikumpulkan. Selatan Mali memiliki tradisi sastra yang kuat. 

Ketika Prancis menggempur kota di Mali, di situ terdapat perpustakaan dengan sekitar 700 ribu naskah warisan dunia Islam yang berharga dan dikumpulkan selama 13-14 abad. Menurut world bulletin, naskah-naskah ini sudah dijarah oleh Prancis dan sekitar 1 juta naskah dibawa ke perpustakaan Prancis. Penduduk setempat berhasil menjaga warisan ini dan mengubur naskah dalam tanah. 

Afrika Barat mengalami banyak kerusakan selama periode penjajahan. Mali adalah 4 negara termiskin di dunia. Prancis telah membentuk jaringan ekonomi dan politik yang kuat di wilayah tersebut. Hal ini dapat disimpulkan jika kita mempertimbangkan 6000 warga Prancis yang tinggal di Mali. Tetapi tingkat kenyamanan warga Prancis belum sampai di sini. 

Seiring dengan perkembangan Afrika sekarang ini, semakin sulit bagi para pemain tradisional untuk mencengkeram daerah koloni mereka. Negara-negara seperti China, Rusia, Brasil, India dan Turki sudah masuk ranah bisnis di Mali. China adalah investor terbesar di Afrika saat ini. Mereka mengimpor sebagian besar minyak dari Angola dan Sudan. Perdagangan omset Turki dengan Afrika tumbuh setiap tahun dan hal ini mendorong AS, Prancis dan Inggris untuk menerapkan politik lebih agresif di Afrika.

ALASAN KEDUA, fakta bahwa pemahaman Salafi telah memperoleh hati rakyat di Afrika adalah benar. Dan berlaku untuk Mali juga. Rakyat Mali telah fobia terhadap politik yang terus-menerus gagal dan menyengsarakan mereka. Sehingga menjadi lebih mudah bagi gerakan Salafi untuk mendapatkan pengikut baru. Berbagai daerah semakin mengurangi dukungannya terhadap pemerintah dan mencoba untuk menemukan solusi mereka sendiri. 

Sayangnya, orang-orang yang mengklaim bahwa pemerintah Mali telah kehilangan kontrol atas bagian selatan negara itu memang benar pula. Manajemen Bamako yang lemah tidak pernah memiliki pengaruh apapun di wilayah selatan. Di situ hanya ada kantor polisi yang dikelola oleh mereka yang ditunjuk pusat. Dengan kekuatan seperti ini, apa yang diharapkan oleh masyarakat Mali terkait kriminalistas juga semakin tinggi di Mali? 

ALASAN KETIGA, lantas, apa yang dituju oleh Prancis dengan operasi militer ini? Ada lebih dari satu jawaban untuk pertanyaan ini. Tentunya tidak mungkin untuk mempersempit satu alasan. Prancis memiliki harapan politik, ekonomi dan militer. Setelah menguasai wilayah tengah Afrika Barat, mereka bisa mendapatkan akses untuk menembus negara-negara tetangga terutama jika pangkalan militer permanen ditetapkan. Mali berbatasan Burkina Faso, Aljazair, Mauritania dan Niger di sebelah utara. Fakta bahwa wilayah tersebut memiliki bidang yang kaya uranium, minyak emas, dan fosfat tidak dapat diabaikan. Prancis memproses uranium di utara Niger dan memiliki tenaga nuklir. Perlu uranium untuk reaktor nya. 70% dari listrik di Perancis dihasilkan dari pembangkit nuklir. 

Bagian utara Mali terletak di gurun Sahara, dilihat oleh penduduk setempat sebagai kelompok gurun kecil dan sangat kaya akan sumber daya air bawah tanah. Sumber daya bawah tanah Afrika adalah air manis dan 100 kali lebih besar daripada air permukaannya. Itulah sebabnya Sahara adalah bidang yang signifikan dalam hal akses terhadap air manis. 

Di saat yang sama, Sahara adalah penyimpanan untuk energi surya. Hanya 0,03% energi surya di Sahara bisa diakumulasikan untuk semua kebutuhan listrik Eropa selama satu tahun. Percobaan dengan panel surya raksasa di Sahara sudah dimulai sejak lama. Selain itu, uji coba nuklir juga berlangsung. Uji coba nuklir Perancis di tahun 1960-an cukup terkenal. Hasil dari tes ini diberikan kepada Israel. Berbicara tentang percobaan, pertanian juga harus disebutkan. Prancis juga terlibat dalam tes pertanian di Sahara hari ini. 

Prancis akan mendapat keuntungan dari operasi militer ini dengan cara lain juga; mendapatkan kembali pengaruh atas koloni lama, memulihkan hubungan dengan Afrika dan mendapatkan kembali simpati orang Afrika dengan memainkan peran penyelamat di wilayah tersebut. 

Hal ini sangat mungkin bahwa Prancis akan mendapatkan kontrol atas gerakan-gerakan Islam dan berada di pusat perubahan politik di kemudian hari. 

Ini adalah manfaat yang bisa diperoleh Prancis. Dan itulah sebabnya Perancis ada di Mali. 





Sumber: http://islampos.com/tiga-alasan-mengapa-prancis-menginvasi-mali